Oleh
Weni Lauwdy Ratana
Seoul,
Kunang-kunang
adalah lelampu
pada malam
tanpa pijar bintang
darinya,
ada cinta yang kau sematkan
tanpa
sengaja di lubuk hatiku
Seoul,
rambun salju
suatu ketika
pada
dingin malamku
darinya,
ada rindu yang kau rancapkan
tanpa
sengaja di lubuk hatiku
“Dendangnya
tak lagi terdengar,
karena luka
itu jelma rekwin
dan
iramanya satir menyakitkan!”
Seoul,
Kenangan
tentangmu
adalah lembaran
kelabu
dari segala
indah
yang
pernah kau tawarkan
“Aku
cinta kepadamu,
dara dari
semenanjung kuning,
tanpamu aku serupa
mati!”
No comments:
Post a Comment