![]() |
Foto: Istimewa |
Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) RI, Agung Laksono, meresmikan
Peluncuran Program Beras untuk Warga Miskin (Raskin) secara nasional di Gedung Badan
Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) VII, Jalan Urip Sumoharjo,
Makassar, Selasa (11/2/2014).
Peluncuran
Raskin 2014 untuk wilayah timur Indonesia tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang, Direktur
Utama (Dirut) Bulog Divre VII Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Sutarto
Alimuso, Deputi Menkokesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan
Rakyat Ghazali H Situmorang, Asisten Departemen (Asdep) Urusan Kompensasi
Sosial Kemenko Kesra Safri Burhanuddin, Kepala Bulog Divre VII Sulselbar Tommy
S Sikado, dan jajaran pejabat dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel maupun
dari kabupaten dan kota se-Sulsel.
Pemerintah
Provinsi Sulsel cukup berbangga karena pemerintah pusat menunjuk Sulsel menjadi
tempat pertama untuk peluncuran Raskin. Menkoesra Agung Laksono, mengatakan
Sulsel dipilih menjadi daerah pertama untuk pelepasan perdana karena memiliki
produksi beras yang sangat tinggi.
Selain
itu, Sulsel juga memiliki kecepatan dalam menangani hal administrasi, sehingga
pemerintah pusat memilih Sulsel menjadi pilihan pertama untuk melaksanakan
program ini.
“Kami
tunjuk Sulsel menjadi tempat pertama untuk peluncuran Raskin, tak lain karena Sulsel
memproduksi beras sangat tinggi,” ujarnya.
Penerima
manfaat Raskin di seluruh Indonesia pada 2014 telah ditetapkan sebanyak 15,5
juta Rumah Tangga Sasaran (RTS). Setiap bulan di seluruh Indonesia akan
disalurkan Raskin paling tidak sebanyak 233 ribu ton, sedangkan untuk Sulsel
ada 480 ribu RTS yang disalurkan, tersebar di seluruh kabupaten dan kota.
Program
Raskin untuk 2014 telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di
mana jumlah yang disepakati adalah sebanyak 180 kilogram per RTS, atau setara
dengan 15 kilogram per bulan selama 12 bulan untuk setiap RTS.
Agung
Laksono juga mengatakan jika pada Februari dan Maret tahun ini, pihaknya akan
melakukan percepatan penyaluran dengan melakukan penambahan alokasi Raskin pada
kedua bulan tersebut.
“Jadi,
masing masing akan disalurkan sebanyak dua kali alokasi Raskin sekaligus, atau
masing masing 30 kilogram bagi setiap RTS pada Februari dan Maret 2014,” jelasnya.
Ditambahkan,
peluncuran tersebut fokus kepada rakyat miskin dan korban bencana alam. “Digabung
agar mereka yang terkena bencana alam tidak berimbas pada kebutuhan beras
mereka,” alasannya.
Penyaluran
Raskin tersebut, papar Agung Laksono disalurkan bersamaan dengan korban bencana
alam dalam kategori warga miskin, di mana 30-40 persen masyarakat ini membutuhkan
beras.
“Saya
berharap, stok beras mampu bertahan hingga enam bulan dan tidak ada beras yang
rusak. Jika ada aroma yang kurang sedap, kita akan cuci dengan menggunakan
teknologi canggih. Dengan begitu, saya yakin hal ini bisa teratasi,” imbuhnya.
Disebutkan,
program Raskin dan program penanggulangan kemiskinan yang saat ini sedang dilaksanakan
oleh pemerintah merupakan bagian dari upaya pencapaian Millennium Development Goals (MDG’s). MDGs sendiri adalah Deklarasi
Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000,
berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada 2015. Targetnya adalah tercapai
kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.
“Kita meyakini pula bahwa program Raskin tidak
hanya membantu ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, tetapi juga pada
tingkat nasional dengan pembelian gabah dan beras yang dihasilkan oleh petani
kita. Melalui pengadaan beras untuk Raskin ini, kita harap dapat memacu
produksi beras dalam negeri sehingga swasembada beras tetap dapat dipertahakan,”
urai Agung Laksono.
Selain
menjamin penyerapan beras dan harga pembelian dari petani, pihaknya mengimbau
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjamin kualitas Raskin
yang akan disalurkan kepada penerima manfaat.
“Nah,
untuk itu saya minta petugas penerima Raskin di titik distribusi agar memeriksa
terlebih dulu beras yang dikirim dari gudang Bulog. Apabila kualitasnya jelek,
minta segera ditukar dengan kualitas beras yang layak,” serunya.
Program
Raskin adalah program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat serta
melibatakan berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
tingkat provinsi serta kabupaten dan kota, aparat desa dan keluarahan, lembaga
musyawarah desa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta tokoh masyarakat.
“Sangatlah
wajar apabila dalam pelaksanaannya akan banyak mengundang berbagai kritik dan
sorotan tajam. Saya harap ini tidak perlu menyurutkan tekad kita untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Agung Laksono.
Sementara
itu, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang yang mendampingi Menkokesra
mengatakan, program Raskin merupakan salah satu program penanggulangan
kemiskinan kluster satu, termasuk program bantuan sosial berbasis keluarga yang
sudah berjalan secara rutin sejak 1998 silam.
Lebih
jauh, ia mengatakan sampai saat ini Sulsel mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam
bentuk beras untuk masyarakat. “Tidak hanya untuk di sini (Sulsel), namun
hampir di beberapa wilayah timur Indonesia. Semoga dalam program ini pemerintah
memberikan bantuan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan hak atas pangan,”
harapnya.
Peluncuran
tersebut ditandai dengan pemberian secara simbolis kepada empat rumah tangga
manfaat (RTM) dan pelepasan tujuh truk Raskin ke Kabupaten Gowa, Pangkep,
Maros, dan Makassar.
Dirut
Bulog Divre VII Sutarto Alimuso mengatakan, saat ini ada sekitar empat juta ton
beras yang ada di gudang Bulog Divre VII Sulsel. Adapun realisasi Raskin pada
2013 lalu yakni 98,7 persen, di mana tak mencapai 100 persen karena ada beberapa
kabupaten yang menolak pemberian Raskin.
“Saya
berharap semua karyawan Bulog untuk berkoordinasi dengan Pemda agar dapat segera
menyalurkan Raskin secara merata,” tandasnya. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment