Representatif
di Pusat Perbelanjaan
BLOGKATAHATIKU - Kafe
berasal dari bahasa Perancis, “cafe”. Wikipedia merunut, secara haraiah kafe
adalah kopi (minuman), akan tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang
bisa minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Di Indonesia,
kafe berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang
bisa makan makanan ringan. Kafe secara parsial berbeda dengan warung, di mana
kafe saat ini tidak hanya menjual menu minuman atau makanan andalannya, namun
juga menjual suasana yang nyaman (hangout).
Untuk
mengakomodir kebutuhan tempat hangout yang representatif bagi masyarakat Kota
Makassar dan sekitarnya, maka PT Surya Abadi Sukses beralasan membuka kafe
waralaba asal Negeri Gajah Putih, Thailand, Black Canyon Coffee (BCC) di Jalan
Pattimura, Makassar
Hal
itu dikemukakan oleh owner PT Surya Abadi Sukses yang membawahi Black Canyon
Coffee (BCC) Pattimura, Alfon Romio L, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu di
Makassar. Pengusaha lokal asal Makassar ini mengungkapkan, BCC Pattimura, saat
peresmiannya di 2011 lalu telah menerima piagam rekor MURI (Musium Rekor
Indonesia) dengan rekor sebagai kafe dan resto terluas di Indonesia.
“Waktu
itu diserahkan oleh Manajer MURI Indonesia, Sri Widayati. Kategori penilaian
MURI, luas BCC Pattimura ini 1.328 meter persegi, dan ini merupakan rekor
kelima ribu yang menumbangkan rekor sebelumnya yaitu kafe di Jakarta bernama
Magic Cafe seluas 1.100 meter persegi,” jelasnya.
Sementara
itu, saat dikonfirmasi via milis beberapa waktu lalu, Direktur PT Sari Coffee
Indonesia, perusahaan pengelola Starbucks di Indonesia, Anthony Cottan
mengungkapkan, di ahir 2011 lalu Starbucks Indonesia akhirnya memasuki kota
ke-10 yaitu Makassar, di mana pembukaan gerai Starbucks Coffee yang pertama di
Makassar ini secara resmi dibuka salah satu pusat perbelanjaan representatif di
Makassar, Mal Ratu Indah (MaRI), Jalan Sam Ratulangi, Makassar, Rabu
(14/12/2011). Selanjutnya, dalam waktu yang tidak berapa lama, Starbuck Coffee
juga hadir di Trans Studio Mall (TSM) Makassar.
“Kami
sangat senang akhirnya bisa menjangkau satu lagi kota di Indonesia dan kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh customer yang selalu mendukung
Starbucks di 112 gerai di sembilan kota lainnya. Pencapaian kami sekarang
berkat dedikasi terus-menerus para partner (barista) kami yang selalu berusaha
memberikan Starbucks Experience melalui passion mereka akan kopi. Kami juga
sangat bersemangat karena dapat menyapa para customer di Makassar. Semua
pengalaman ini bisa dibilang lebih dari sekadar secangkir kopi yang kami
sajikan,” ungkapnya.
Menurutnya, Makassar adalah kota terbesar di
Pulau Sulawesi, dan menjadi pelabuhan utama untuk pengiriman barang domestik
dan internasional. Sebelum pihaknya membuka gerai pertamanya di Makassar, sudah
banyak customer yang menantikan kehadiran Starbucks Coffee.
“Akhirnya
kami bisa memenuhi keinginan mereka untuk memberikan Starbucks Experience
kepada customer di Makassar,” ujarnya.
Diuraikan,
untuk gerai Starbucks Coffee yang berlokasi di lantai dasar MaRI tersebut,
memiliki kapasitas tempat duduk di dalam sebanyak 50 orang, dan di area outdoor
sebanyak 44 orang. “Di sini, konsumen dapat menikmati suasana santai bersama
teman dan keluarga mereka,” imbuhnya.
Anthony
mengatakan, para partner atau sebutan untuk karyawan di Starbucks, di Starbucks
Coffee MaRI, mayoritas warga Sulawesi yang telah mendapatkan pelatihan secara
teori dan praktik selama lebih dari delapan minggu di Jakarta, sehingga mereka
bisa menyempurnakan pengetahuan mengenai kopi dan juga paham betul mengenai
service standard dari Starbucks Coffee.
“Untuk
membantu saat awal pembukaan gerai, kami juga mendatangkan khusus manajer dan
supervisor untuk memastikan Starbucks Experience yang diberikan bisa berjalan
dengan lancar. Gerai juga dilengkapi dengan fasilitas wifi untuk memberikan
layanan tambahan kepada para customer yang membutuhkan koneksi internet untuk
keperluan bisnis dan sosial,” paparnya.
Barista
Starbucks Coffee, sebut Anthony, berusaha membuat para customer terkesan saat
berkunjung, dengan mengingat nama dan minuman favorit mereka. Ia berharap,
customer di Makassar akan menikmati minuman yang menjadi favorit di Starbucks
seperti Caramel Machiatto, Vanilla Latte, Cafe Mocha, Cappuccino, Green Tea
Frappuccino, dan masih banyak yang lainnya.
Menyusuri
tempat kuliner lain yang terbilang representatif di Makassar, KATA HATIKU
mendapati sebuah kafe yang cukup unik, yang telah eksis selama kurang lebih dua
tahun ini. Letaknya pun cukup strategis, berdiri di Jalan Urip Sumoharjo, tidak
jauh berhadapan dari rumah sakit (RS) Awal Bross Makassar.
Saat
dikonfirmasi menyoal maraknya usaha kafe dan resto di Makassar, Manager
Operasional La Buana Cafe, Syahrul saat ditemui beberapa waktu lalu, mengatakan
sampai saat ini pihaknya masih tetap melakukan inovasi, termasuk melakukan
beberapa tahap penyempurnaan konsep untuk La Buana Cafe.
Dijelaskan,
konsep yang ditawarkan La Buana Cafe ini lebih fokus terhadap style dan
“fashion”, homey, serta resto pada umumnya. “Tujuan yang ingin dicapai pihak
kami, selain para pengunjung bisa menikmati makanan dengan enak, mereka juga
dapat menikmati suasana yang dihadirkan di dalam kafe resto ini dengan enjoy,”
ungkapnya.
Mengingat
minimnya tempat untuk nongkrong yang terbilang representatif di luar konsep
jualan makanan dan minuman secara reguler, Syahrul menyebut, pihak manajemen
pun melakukan inovasi dengan menambah kehadiran live music yang hadir setiap
malam Minggu, seperti program “Oldies Nite” di mana para pengunjung dapat
menikmati musik-musik jazz ataupun musik di era 1980-an.
“Sebenarnya,
pada mulanya konsep kami adalah rumah kopi biasa, tetapi seiring perkembangan
bisnis usaha kami, selain beberapa menu resto reguler lainnya, akhirnya
beberapa program (live music) seperti tadi ikut dimasukkan. Nah, ini juga
mengingat di sekitar daerah Urip Sumoharjo kafe dengan konsep seperti ini masih
kurang,” terangnya.
Menurut
pria berusia 29 tahun ini, para pengunjung dapat menikmati berbagai minuman
seperti coffee blend, cappuccino blend, orange flushi, double bland, dan
beberapa minuman khas lainnya. Untuk makanannya, ayam bakar dengan bumbunya
yang khas dan menggugah selera merupakan andalan di kafe ini.
“Kisaran
harga makanan dan minuman di La Buana Cafe cukup terjangkau. Ada beberapa
produk juga yang diimpor, khususnya produk minuman. Untuk makanannya, lebih
banyak olahan lokal dengan harga yang lebih miring jika dibandingkan kafe dan
resto lainnya. Dengan mengeluarkan uang sekitar Rp 15 ribu, konsumen sudah
dapat menikmati minuman seperti kopi tradisional. Nah, untuk coffee blend
sendiri bisa didapatkan dengan kisaran harga Rp 17 ribu hingga Rp 20 ribu. Sedangkan
untuk snack, konsumen cukup merogoh Rp 12.500 saja. Untuk ayam dan makanan
berat lainnya, kami banderol di kisaran Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu,” papar
Syahrul.
Menurutnya,
pengunjung biasanya datang pada saat jam makan siang, atau sore hari saat jalanan
sedang macet. “Pada malam hari, biasanya konsumen berkunjung untuk makan malam
sekaligus nongkrong. Kopi merupakan minuman yang paling banyak dipesan, apalagi
kami menawarkan dengan berbagai varian,” tuturnya.
Dikatakan,
saat ini masyarakat Makassar cenderung mencari tempat hangout yang nyaman
dengan konsep outdoor. “Saya melihat, sebagaian orang merasa jenuh masuk mal.
Itulah sebabnya sebagian orang larinya ke tempat-tempat berkonsep outdoor
seperti di La Buana Cafe ini. Apalagi, kami menawarkan nuansa alami di mana
pada bagian belakang kafe terdapat taman yang asri,” tandasnya.