![]() |
Foto: Istimewa |
Berdirinya
Briton International English School difokuskan pada mereka yang ingin lebih
menguasai bahasa Inggris dengan cara yang lebih mudah berdasarkan metode ajar
yang telah diterapkan. Untuk saat ini status kepemilikan semua cabang Briton
International English School merupakan milik sendiri atau independen, dan tidak
menggunakan brand franchise sekaligus tidak membuka peluang usaha franchise.
Dijelaskan
pemilik Briton International English Scchool, Andi Indrimilacahaya
Mattonrokang, membesarkan lembaga kursus dengan menggunakan brand sendiri lebih
banyak keunggulannya. Hal yang paling utama adalah lebih mudah mengontrol
kualitas sistem yang berjalan di lembaga kursus tersebut.
“Kami
cuma membuka peluang kemitraan, tetapi sifatnya business opportunity, dan bukan
franchise. Siapapun yang menjadi mitra, pengelolaan tetap dilakukan oleh tim
Briton,” ujar Indri.
Alasan
Indri tidak menggunakan konsep franchise sejak awal mau membuka lembaga
pendidikan karena ia meragukan kualitas yang berjalan di situ. Menurutnya,
sistem franchise hanya menjual sistem dan support saja, sedangkan pengelolaan
bisa saja diserahkan kepada orang yang tidak profesional. Hal tersebut bisa
berbahaya bagi kualitas pengajaran yang ada di lembaga pendidikan.
Awalnya
Briton International English School cuma membuka satu office centre di Jalan
Botolempangan, Makassar. Saat ini Briton International English School sudah
memiliki 19 office centre, yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap bulan
lembaga pendidikan ini mengajarkan bahasa Inggris kepada kurang lebih 3.500
siswa dengan jumlah tenaga pengajar kurang lebih 150 orang, dan sudah memiliki
alumni 250 ribu siswa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Briton
International English School pertama kali didirikan pada 1996. Lembaga
pendidikan tersebut berdiri karena pemiliknya melihat bahasa Inggris pada saat
itu masih merupakan sebuah momok, yang banyak dihindari oleh orang. Akan
tetapi, setelah lembaga pendidikan bahasa Inggris tersebut lahir, itu semua
bisa diubah, dengan menciptakan sebuah produk pendidikan bahasa Inggris yang
bisa disukai oleh masyarakat.
Mengapa
lebih memilih bisnis di bidang pendidikan? Indri melihat bisnis di bidang
pendidikan merupakan suatu hal yang “seksi”. Membuka lembaga pendidikan dapat
bermanfaat untuk orang banyak, khususnya serapan tenaga kerja yang membludak, tetapi tidak tahu mau kemana
bekerja. Di satu sisi perusahaan penerima kerja membutuhkan kualitas sumber
daya manusia (SDM) yang baik. Dengan belajar di Briton International English
School, akan mampu membantu para pencari kerja meningkatkan kualitas
dirinya.
Sejak
2001, Briton International English School telah menjalin kerja sama dengan
Cambridge University dengan ID: 003. Merujuk pada ID Number tersebut, Briton
International English School terdaftar sebagai lembaga pendidikan ketiga
yang bekerjasama dengan Cambridge University
di seluruh dunia.
Pada
saat awal kerja sama, diakui Indri, belum terlalu disosialisasikan. Nanti pada
2005 barulah sosialisasi dilakukan, dengan mengusung slogan belajar di Briton
pasti mendapatkan ijazah internasional.
Franchise
vs Brand Lokal
Sebuah
LPK terdiri dari dua jenis bisnis, yaitu sistem franchise dan ada yang lebih
memilih mengusung brand sendiri atau lokalan. Masing-masing sistem yang ada,
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan
dari sistem franchise adalah karena LPK tersebut sudah memiliki sistem yang
telah teruji. Sehingga pelaku bisnis yang ingin membuka usaha dengan sistem
franchise, tinggal mengadopsi sistem yang telah dijalankan oleh si pemilik
brand. Sekarang tinggal bagaimana mereka yang ingin bergelut di bidang bisnis
LPK melihat brand mana yang sudah terbukti berkulitas. Di luar segala kelebihan
yang dimiliki, sistem franchise bukan jaminan bisa terus bertahan. Banyak
franchise LPK pun akhirnya ditutup.
Mengenai
besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan franchise sebuah LPK
sangat beragam. Itu semua tergantung jenis LPK yang dipilih, apakah masuk
kategori franchise nasional atau internasional.
Sedangkan
bagi LPK yang mengusung brand sendiri tentu tidak perlu lagi membayar biaya fee
franchise kepada pemilik brand. Itu yang menjadi kelebihan mereka. Hanya saja,
bagi pelaku bisnis dengan brand sendiri, harus bisa bekerja lebih ekstra keras
lagi untuk memperkenalkan LPK mereka dengan segala kelebihannya. Untuk menjadi
besar, butuh proses yang cukup lama bagi LPK dengan brand sendiri, agar bisa
memiliki nama besar. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment