Oleh Weni Lauwdy Ratana
Kekasih
dalam Diam
-
catatan harian pada sebuah diari....
(dari
seuntai puisi alit yang telah berdebu:
'Kekasihku
yang Tak Pernah Ada')
Kau
huni hati ini dalam bisu
saat
sapamu hanya senyap di antara desir angin malam
adakah
dendang riang dari pelepah bibirmu
dan
melantunkan sebait lirik penuh renjana
cinta
untukku,
dan
hanya untukku
Namun
malam hanya menghantar giris
meski
bintang-bintang berkedip
bagai
lelaki nan birahi
dan
sesekali menggodaku dengan janji
:
kemarilah Adinda nan Rupawan
kita
akan bercumbu sampai fajar datang
Tapi
tak kuindahkan semua
sebab
di sini, dalam tiap bilangan penantian
janjiku
nan agung dan setia
telah
terpatok untukmu
meski
waktu telah melamurnya menjadi nisan....
No comments:
Post a Comment