KALA DIANTIPATI OLEH PIMPINAN
![]() |
Foto: Dok KATA HATIKU |
Mungkin Anda tidak pernah sadar, kebiasaan-kebiasaan
kecil yang Anda atau rekan kerja Anda lakukan di kantor sering kali membuat
atasan Anda menjadi pusing. Apa sajakah itu? Simak terus artikel di bawah ini
dan temukan jawabannya.
Bagaimanakah laporan
kinerja Anda enam bulan terakhir? Apakah kata “excellent” tertera dengan apik di lembar evaluasi Anda? Atau
malahan deretan huruf yang membentuk kata “poor” yang menghiasi lembaran tersebut? Apa pun itu, selalu ada
alasan untuk semuanya. Jika hasil laporan kinerja Anda tidak memuaskan dan bos
Anda seakan tidak pernah mengerti Anda, jangan buru-buru menyalahkannya.
Mungkin saja Anda harus menghentikan kebiasaan buruk Anda.
Anita Bruzzese dalam
bukunya yang bertajuk “45 Things You Do That Drive Your Boss Crazy”, mencoba
menjabarkan beberapa kebiasaan negatif yang sering kali dilakukan karyawan yang
memengaruhi laporan kinerja mereka. Bagaimana pun ketika Anda di-“hire” untuk melakukan pekerjaan Anda
saat ini, bos Anda mengharapkan Anda adalah seseorang yang profesional serta
dapat diandalkan, menjalankan tanggung jawab Anda, tanpa mengeluh.
Jangan “Lebay”
Kehidupan pribadi
Anda sedang tidak baik. Keluarga Anda selalu memaksa Anda melakukan hal-hal
yang tidak Anda inginkan. Anda merasa tidak cukup mendapatkan perhatian dari
kekasih Anda. Seolah-olah tidak ada yang mengerti jalan pikiran Anda. Familier
dengan beberapa pernyataan di atas? Apa yang ingin Anda lakukan? Membiarkan air
mata Anda bercucuran, hingga perasaan Anda lega? Please, jangan “lebay”. Menangis
adalah hal yang natural dan terapi untuk beberapa masalah.
Namun, Anda sebaiknya
memilih tempat yang tepat untuk melakukannya. Menangis di tempat kerja hanya
menurunkan citra Anda. Perlu Anda ketahui, tidak semua orang merasa empati
dengan seseorang yang menangis di tempat umum. Beberapa rekan kerja Anda yang
cukup dekat mungkin akan berusaha menghibur dan menenangkan Anda. Di sisi lain,
rekan kerja Anda yang lain dan sang bos mungkin saja merasa risih. Apalagi jika
bos Anda laki-laki, mereka akan bingung menghadapi Anda.
Blogging
Ya, teknologi
memudahkan segalanya! Bahkan untuk urusan curhat Anda bisa melakukannya secara digital, kemudian mengundang
teman-teman Anda untuk mengomentari postingan
Anda di blog. Tetapi
apakah pantas untuk berbagi dengan seribu lebih follower Anda di Twitter
dan lima ribu teman Anda di Facebook
tentang betapa menyebalkannya bos Anda? Betapa kantor Anda adalah sebuah
organisasi yang tidak profesional dalam menangani karyawan kerjanya? Tentang
rekan kerja Anda yang tidak koperatif? Bahkan menuliskan semua detail tentang betapa
Anda membenci pekerjaan Anda di blog?
Mulailah berinternet secara sehat. Sebarkan
berita-berita baik, dan berikan pengaruh positif juga bagi teman-teman Anda di
dunia maya. Jika Anda merasa tidak bisa mentoleransi situasi kantor, bos, serta
rekan kerja Anda solusi terbaik dari masalah ini adalah mencari tempat kerja
baru idaman Anda. Karena mengeluh di dalam blog dan berbagai situs pertemanan tentang kondisi karier Anda
tidak akan menolong sama sekali, dan tentu saja tidak baik untuk kesehatan
mental.
Introspkesi Diri
Seperti inilah
ilustrasinya, tahun ini Raisa telah memasuki masa kerja lima tahun di
perusahaannya. Telah dipromosikan menjadi asisten manajer marketing dan memiliki
tiga junior yang membantunya bekerja. Suatu hari Raisa menghadap sang direktur
dan bertanya, mengapa tahun ini ia tidak mendapatkan kenaikan gaji yang
signifikan, padahal dengan posisinya sekarang, paling tidak ia mendapatkan 70
persen kenaikan dari penghasilannya di
tahun lalu, tetapi ia hanya mendapatkan kenaikan gaji sebesar 20 persen. Di
sisi lain, salah satu juniornya mendapatkan kenaikan 50 persen, padahal ia baru
satu tahun ini bekerja di kantornya.
Pernah mengalami hal
ini? Apa yang salah? Sebelum memberikan complain,
sebaiknya analisa dulu apakah Anda dalam posisi yang benar. Perlu Anda ingat,
ketika Anda menandatangani kontrak dengan perusahaan, maka mereka sebenarnya
menganggap Anda dapat bekerja dengan giat demi kesuksesan bersama. Ada beberapa
hal yang menjadi pertimbangan bos Anda berkaitan dalam kenaikan gaji Anda setiap
bulan. Bukan hanya soal disiplin dan rajin masuk, namun lebih kepada performa
Anda di lapangan. Bagaimana Anda berinteraksi dengan sesama pegawai, dan
mencapai gol yang telah
disepakati. Bukan senioritas yang dipertimbangkan di sini, namun
profesionalitas. Jika Anda ingin meminta “lebih”, pastikan Anda juga memberi
“lebih” bagi perusahaan Anda, agar seimbang dan tidak saling dirugikan.
Jangan Jadi Biang Gosip
Siapa pun tahu gosip
menjadi “bumbu” yang asyik di dalam pembicaraan. Walaupun itu tidak baik untuk
kesehatan mental Anda, akan tetapi sepertinya bergosip adalah menu wajib bagi
sebagian orang. Bagaimana jika Anda dijuluki sebagai “ratu gosip” di kantor?
Apakah masih menyenangkan bergunjing tentang keburukan orang lain? Baiklah
mungkin Anda berpikir julukan itu hanya beredar di kalangan rekan kerja. Hei, tembok
pun memiliki “telinga”. Bos Anda yang terkesan cuek dan dingin itu pun pasti
sudah tahu akan “reputasi” Anda. Jika sudah begitu, segala upaya Anda untuk
bermanis-ria di depan bos tidak akan digubris, lebih parah lagi bos Anda akan
kehilangan kepercayaan kepada Anda selamanya.
Sebaiknya hentikan
kebiasaan buruk tersebut. Hal itu hanya semakin mempertegas bahwa Anda adalah
orang yang tidak kompeten dan gemar mencari-cari kesalahan orang lain. Jika Anda
cukup berjiwa besar, hadapilah orang yang bermasalah dengan Anda secara “empat mata”.
Lain cerita jika Anda menjadi korbannya. Jangan tersulut emosi, acuhkan saja si
tukang gosip. Sebagai orang yang lebih anggun dan intelek ketimbang si tukang
gosip, Anda cukup menunggunya berkonfrontasi langsung dengan Anda. Tidak perlu
pusing menggelar konferensi untuk menjelaskan fakta yang sebenarnya, jika memang
masalahnya tidak penting. Pinjam jawaban jitu artis Desi Ratnasari kepada para
jurnalis infotainment di era 1990-an
dulu, “No comment”.
Smart
Bos Anda pasti
mendambakan seorang karyawan yang tanggap dan smart. Tanggap dalam hal pekerjaan
dan juga dapat menjadi seorang ice
breaker di tengah-tengah “lunch
meeting” dengan “potential
client”. Anda tidak diharapkan menjadi orang yang super “gaul”, ataupun
kamus berjalan. Namun sekadar pengetahuan singkat tentang masalah yang menjadi topik
perbincangan warga dunia cukup membantu. Paling tidak, Anda mengetahui apa yang
sedang menjadi tren di industri Anda bekerja. (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment