FOTOGRAFI DAN PUISI ADALAH SATU
![]() |
Foto: Mamin Bachmin |
Rasanya
tidak kurang komunitas fotografi yang ada di Makassar. Nyaris setiap hari dapat
dijumpai sekumpulan orang yang menenteng kamera atau memotret sebuah objek,
baik sekadar hobi maupun untuk tujuan komersil. Namun ada yang berbeda dengan
komunitas yang didirikan oleh wanita muda bernama Zilqiah Anggraini ini, di
mana komunitas bentukannya tersebut tidak sekadar latah meramaikan komunitas
fotografi yang ada di Makassar.
Anak
pertama empat bersaudara dari pasangan H Ismail Naba SH, MH dan Hj Nursiah
Ismail ini dengan gamblang menceritakan ihwal terbentuknya Fotografer dan Model
Muslimah Makassar (FM3), di mana FM3 hadir dengan menjunjung amanat syariah
yang sesuai dengan kaidah Islami. Adapun kecintaannya terhadap keindahan
literatur puisi, kerap diaplikasikan wanita kelahiran Makassar, 13 Juli 1988
ini dalam bentuk foto esai yang menggugah. Berikut wawancara Zilqiah dengan
KATA HATIKU di sela acara “Photography Hunting and Bazaar Fashion of Hijab” di
Pelataran Masjid Raya Makassar, beberapa waktu lalu.
Apa
yang menginspirasi Anda untuk mendirikan FM3?
“Awalnya
saya agak risih melihat Muslimah yang cenderung minder dalam dunia seni,
terutama di bidang fotografi dan modeling. Padahal, dunia modeling dan fotografi
juga bisa ‘dibintangi’ oleh seorang Muslimah. Muslimah juga bisa berpotensi
besar memaksimalkan karya-karyanya, tetapi bukan berarti harus mengesampingkan
kewajiban sebagai umat Muslim.”
Maksud
Anda?
“Sekarang
ini semakin banyak wanita Muslim yang serius mempelajari atau menggeluti dunia
fotografi. Ada banyak ide dan pemikiran dari para Muslimah tentang dunia
fotografi, namun mereka belum menemukan wadah sharing untuk memperdalam dunia
fotografi. Banyak alasan yang membuat para wanita Muslim, khususnya di Kota
Makassar ini, enggan untuk terjun di luar atau di berbagai event maupun acara
yang diadakan oleh para fotografer yang dominan adalah seorang ikhwan (pria)
dengan alasan malu atau tidak dianggap. Juga tidak banyak perkumpulan
fotografer yang dapat menampung pemikiran-pemikiran para Muslimah tadi.
Bagaimanapun juga sebagai Muslimah yang sholehah banyak batasan yang harus
dijaga ketika bersinggungan dengan dunia fotografi.”
Lantas
apa inisiatif Anda untuk “menyatukan” dua hal yang agak berbeda ini, di satu
sisi adalah hobi (fotografi), dan di sisi lain Muslimah harus tetap menjaga
syariah?
“Sebagai
seorang Muslimah yang selalu berusaha untuk berada di koridor yang diridai
Allah SWT, banyak yang merasa hobi mereka di dunia fotografi mengalami banyak
benturan. Terus terang, perbandingan fotografer ikhwan dan seorang Muslimah
sangat jauh. Wanita adalah makhluk yang lemah, tak sanggup memikul perlengkapan
fotografi atau berjalan dengan beban berkilo-kilo selama beberapa jam hanya
untuk mengejar objek yang sangat menarik. Oleh karena itu, Muslimah sebagai
kaum minoritas di dunia fotografi, mau tidak mau harus bergabung dengan para
fotografer lain jenis. Memang keuntungan yang diperoleh seperti bertambah teman
dan ilmu serta pengalaman, namun banyak juga kesulitan yang diperoleh.
Untuk
itulah komunitas ini ada dan terbentuk, dengan begitu kami berharap melalui
komunitas ini para Muslimah yang menggandrungi dunia fotografi bisa bebas
mengekspresikan kreativitas mereka tanpa merasakan ketidaknyamanan. Komunitas
ini semata-mata dibentuk untuk saling berbagi ilmu, pengalaman, dan saling
mengingatkan dalam kebaikan.”
Apa
visi dan misi FM3 yang Anda dirikan?
“Komunitas
ini ingin menunjukkan sisi positif dan keindahan lewat sebuah dunia fotografi.
Semua orang menyukai keindahan, dan komunitas ini ingin menjadi penghubung atas
dunia Islam dengan dunia fotografi. Islam adalah suatu ilmu dan fotografi
adalah seni. Mari kita bersama-sama saling bantu membantu menunjukkan identitas
seorang fotografer dan model Muslimah, khususnya di Makassar, melalui
Fotografer dan Model Muslimah Makassar (FM3), bahwa keindahan itu tidak harus
meninggalkan iman kita.”
Bagaimana
proses perekrutan anggota, dan apakah ada media sharing atau semacam markas
untuk FM3?
“Kami
merekrut anggota lewat cyberworld dulu, mungkin ke depan akan merekrutnya lewat
media dan lain sebagainya. Saat ini publikasi yang intensif kami lakukan adalah
lewat Facebook, Twitter dan Yahoo! Massenger (YM). Markas atau sekretariat FM3
belum ada, namun kami sering ngumpul dan hunting bareng di sekitar Makassar
saja. Lebih sering sih di eat@out Karebosi Link atau di Kampoeng Popsa,
Makassar. Di situ view-nya bagus jadi bisa sekalian menjepret sambil sharing.”
![]() |
Foto: Faisal Ramli |
Apa
FM3 ini hanya komunitas biasa (hobi) atau komersial?
“Di
bawah naungan Federasi Fotografi Sulawesi Selatan (FFSS), FM3 awalnya hanya
komunitas biasa, tempat sharing untuk belajar fotografi dan modeling dalam
tematik Muslimah. Tetapi, Insya Allah,
ke depan akan dikomersialkan menjadi rumah produksi atau manajemen
tersendiri. Mohon doanya, ya….”
Apa
yang ingin dicapai Anda dan anggota kepengurusan dengan adanya FM3 ini?
“Kami
hanya ingin menjalin silaturahmi, dan sukses di bidang seni yang, Insya Allah,
penuh berkah.”
Bagaimana
tanggapan masyarakat khususnya umat Muslim dengan adanya FM3 ini?
“Sejauh
ini, setelah mengadakan beberapa event, Alhamdulillah, kami dapat tanggapan
yang menyenangkan. Mereka semua salut dan merasa puas atas adanya FM3.
Komentara-komentar mereka rata-rata mengenai perkembangan fotografi dan
modeling. Bisa dilihat di page kami http://www.facebook.com/fm3makassar. Nah,
di situ ada banyak testimoni untuk FM3.”
Apa
kendala atau hambatan terberat saat mendirikan FM3?
“Kendala
dan hambatan yang rasional sebenarnya tidak ada, mungkin hanya beberapa
donaturnya kurang, hahaha…. Insya Allah ke depan sudah banyak sponsor dan
donatur untuk mendukung kami agar lebih maju.”
Oh
ya, boleh tahu siapa-siapa saja yang terlibat di dalam kepengurusan FM3?
“Untuk
ketua, kebetulan saya sendiri (Zilqiah Angraini), wakil ketua dijabat oleh
Lubhna Lukman, sekretaris oleh Chintasih Manitarini, serta tim kreatif dan
dokumentasi oleh Jany Ermil, Hielda Ali Genda, dan Nirma. Semuanya adalah
fotografer Muslimah.” (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment