Interaksi
Humanistik melalui Mediasi Medis
![]() |
Foto: Effendy Wongso |
Jiwa sosial dan keterpanggilan untuk
senantiasa membantu sesama, telah tertanam sejak lama dalam diri seorang
Cencen. Sejak SMA, dokter gigi bernama lengkap drg Cencen Tjandi Yanto Sp.Pros
ini mengaku sudah “care” terhadap humanitas sekitarnya.
Untuk itulah, melalui dunia medis yang
diyakininya dapat mendekatkan ia dengan kehidupan sosial dari berbagai strata
dan kalangan ini, melecutnya untuk menjadi salah satu pengabdi di bidang
kesehatan.
Ditemui di klinik giginya, Diamond
Dental Care, Jalan Boulevard Raya, Kompleks Ruko Cempaka 21, Panakkukang Mas,
Makassar, beberapa waktu lalu, Cencen, demikian ia disapa, mengungkapkan
perihal kepeduliannya yang demikian besar terhadap interaksi kemanusiaan,
khususnya di bidang kesehatan, juga muasal klinik gigi yang dibangunnya bersama
sang suami, Christian T Setyawan (48).
“Pemenuhan panggilan jiwa terhadap
sesama itu lebih mudah melalui mediasi dunia medis. Kenapa saya katakan
demikian, karena di dalam bidang medis itu ada satu kesempatan untuk mendekati
orang dari berbagai tingkatan sosial ekonomi, dan juga dari berbagai kultur.
Maksudnya, dari segi medis itu lebih mudah,” ungkap alumni Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Hasanuddin, Makassar, 1999 ini.
Sementara itu, terkait klinik miliknya
yang terletak di daerah bisnis Panakkukang, ibu dari Joshjibriliano (12) ini
menerangkan, ia dan suaminya tak sekadar membangun klinik berdasarkan business
oriented, akan tetapi hal itu lebih kepada tatanan manajerial saja, sehingga
pola kerja kliniknya tersebut betul-betul mempunyai satu standarisasi.
“Ya, ini terbukti, misalnya, kami
bermainnya di level menengah ke atas (AB). Kenapa saya katakan begitu, karena
biaya yang dikeluarkan untuk peralatan, juga sterilisasi, itu memang nilainya
mahal. Contoh, sterilisasi di sini sampai empat tahapan,” terang wanita
kelahiran Makassar, 20 Januari 1974 ini.
Yang pasti, urainya, sterilisasi
terhadap gigi di Diamond Dental Care dilakukan semaksimal mungkin sesuai aturan
yang mesti dilakukan. “Sehingga tingkat kesterilan sangat memenuhi standar.”
Dijelaskan anak keempat dari tujuh
bersaudara ini, konsep kliniknya pun berbeda dengan klinik lain, di mana ia
lebih mengutamakan kenyamanan bagi pasien. “Diamond Dental Care didesain dengan
ruang yang lapang. Artinya, pasien yang datang kemari dapat merasa lega dan
tidak merasa stres. Ya, ini konsep ruang yang kami tawarkan selain jiwa
pelayanan kami tentu saja.”
Menyoal filosofi yang diyakininya
penting untuk pemulihan kesehatan gigi pasien, Cencen menerangkan jika dirinya
mengutamakan komunikasi yang berkesinambungan dengan pasien. Tak hanya sekadar
mengobati, diakuinya bila selepas pasiennya berobat, maka ia selalu intensif
menanyakan perkembangan pascaperawatan sang pasien di kliniknya.
“Ya, ini salah satu metode perawatan
secara psikologis. Jika kita ‘care’ terhadap pasien, maka orang secara sugesti
akan merasa ada sentuhan ‘spiritual’, sehingga itu juga membantu mempercepat
proses penyembuhan pasien,” ungkap wanita yang hobi traveling dan baca buku
ini.
Spesialis Prostodonsia
Selama menjalankan kliniknya yang
sudah berdiri kurang lebih setahun tersebut, dokter gigi bernama Tionghoa, Toh
Cen Cen ini mengatakan belum menemui kendala berarti. “Kendala biasanya hanya
terdapat pada kurangnya pemahaman orang terhadap pentingnya perawatan gigi.”
Cencen menyebut, biasanya orang tidak
peduli terhadap kesehatan giginya meskipun secara sosial ekonomi maupun tingkat
pendidikan mereka sebenarnya mampu, akan tetapi kurangnya pengertian bahwa gigi
adalah bagian penting dari tubuh yang harus dirawat, sehingga mereka
mengabaikan hal tersebut.
“Kadang-kadang orang lebih
mementingkan mengeluarkan uang mereka untuk hal-hal yang tidak penting
ketimbang harus melakukan perawatan gigi. Padahal kita ketahui kan, gigi
merupakan salah satu aset terpenting dan berharga manusia,” sesal penyuka
kuliner ayam goreng ini.
Alumni pascasarjana Spesialis
Prostodonsia (Sp.Pros) Unhas 2012 ini menyontohkan, orang-orang lebih rela
membeli gadget mahal seperti HP atau Ipad dibandingkan bila merawat gigi
mereka. “Ya, bukannya saya melarang orang untuk membeli barang-barang tersebut,
tapi saya berharap orang-orang dapat menimbang, sebenarnya keperluan yang
mendesak dan perlu itu apa. Yang mana yang mesti ditunda, dan yang mana yang
harus didahulukan pada saat itu.”
Untuk itu pulalah, saat melayani
pasiennya, wanita bershio Kerbau ini senantiasa menularkan pemahaman tentang
pentingnya perawatan gigi. “Saya akui, memang tidak semua pasien dapat rutin
memeriksakan kesehatan giginya pascaperawatan gigi di Diamond Dental Care
karena sesuatu dan lain hal, tapi sebisa mungkin saat sedang melakukan
perawatan, sayalah yang selalu menanyakan bagaimana perkembangan kesehatan gigi
mereka, apakah ada keluhan atau bagaimana, tapi biasanya mereka katakan tidak
ada. Ya, syukurlah, ini berarti mereka memang sudah ‘trust’ kepada kami.”
Cencen menyebut, hal itu merupakan
‘feed-back’yang positif setelah melakukan perawatan gigi di kliniknya. Ia juga
berharap, klinik gigi Diamond Dental Care dapat menjadi medium medis yang
edukatif di tengah masyarakat yang sarat dengan tren permasalahan dan
kasus-kasus kesehatan pada gigi. “Visi kami sederhana saja ya, di mana kami
berhadap dapat meng-influence masyarakat agar lebih paham terhadap kesehatan
gigi. Selain itu, kami juga dapat menjadi medium yang membantu orang-orang
dalam menghadapi persoalan kesehatan gigi.”
Memang, diakuinya, untuk mewujudkan
pemahaman terhadap pentingnya kesehatan gigi kepada masyarakat secara frontal
tidaklah mudah, akan tetapi ia yakin dengan menerapkan standar dan prosedur
yang baik, misalnya dengan menyediakan alat mutakhir dan bahan-bahan
berkualitas tinggi seperti kawat gigi, maka orang-orang akan merasakan manfaat
yang besar setelah melakukan perawatan gigi di kliniknya.
“Apalagi, kebetulan klinik kami
berdiri di kawasan bisnis Panakkukang, jadi tidak terlalu sulit memberikan
pemahaman pentingnya arti kesehatan gigi karena masyarakat di sini kan
rata-rata memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan yang tinggi,” ujarnya.
Appointement Service
Dokter gigi berparas ayu yang ditemani
seorang drg Yenni Phieter di kliniknya tersebut, mengungkapkan bahwa kliniknya
menerapkan “Appointment Service” terhadap pasien-pasiennya. Appointment Service
adalah pelayanan yang memudahkan pasien dalam berobat atau melakukan perawatan
gigi tanpa harus menunggu lazimnya yang terjadi di klinik-klinik konvensional.
“Di sini, kami menawarkan pelayanan
perawatan gigi yang mudah dan efisien kepada pasien. Ini sebenarnya konsep di
negara-negara Barat yang kami adaptasikan di sini, di mana kita ketahui bahwa
waktu seseorang itu penting, sehingga mereka tidak perlu menunggu sampai
berjam-jam,” jelas Cencen.
Di Diamond Dental Care, runutnya, ada
tim yang konsisten menghubungi pasien, kapan mereka dapat melakukan perawatan
dan sebagainya. “Jadi di sini, tim kami seperti asisten pribadi seorang pasien
yang selalu mengingatkan, kapan agenda melakukan perawatan, sehingga tidak
mengganggu aktivitas maupun jam kerja sang pasien.” (blogkatahatiku.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment